Sabtu 12 Nopember 2016 di Lapangan Pondok Pesantren At-Taqwa, Kelurahan
Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi telah di laksanakan Reka
ulang Pertempuran Pondok Ungu atau Pertempuran Sasak Kapuk .
Reka ulang pertempuran Sasak kapuk ini di laksanakan dalam rangka
memperingati hari Pahlawan, yang mana dalam pertempuran ini rakyat
bekasi khususnya Babelan ikut berperan dalam mengusir penjajah pada
waktu itu.
“Semangat Kepahlawanan harus kita jaga seutuhnya dalam mengisi
kemerdekaan yang telah kita capai ini”. Ucap Kapten Inf Sulemi, Danramil
babelan dalam sambutannya.
Kegiatan ini di hadiri sekitar 4000 penonton yang antusias melihat reka ulang pertempuran sasak kapuk.
Turut hadir Wakil Walikota Bekasi, H. Ahmad Saiku, anggota DPRD Kab.
Bekasi, bapak Samsul, Kapten Inf Sugianto, Pasiopdim 0507/kota Bekasi
mewakili Dandim 0507/Kota Bekasi, Kapolsek Babelan Kompol M Harahap,
Sekertaris Camat Babelan, bapak H. Zaini, Babinsa dan Babinmaspol
Kelurahan Bahagia, para Guru, Santri Pondok Pesantren At-Taqwa dan
masyarakat sekitar.
Reka ulang Pertempuran Pondok Ungu atau yang dulu juga dikenal sebagai
Pertempuran Sasak Kapuk. Aksi ini juga merupakan rangkaian puncak
gelaran Peringatan Hari Pahlawan yang diprakarsai Ikatan Arbituren
Attaqwa (IKAA), selain atraksi pencak silat dan pertunjukan seni
angklung.
Reka ulang besar-besaran ini tidak hanya diramaikan para siswa Attaqwa
dan Komunitas Front Bekasi. Tapi juga turut diramaikan para reenactor
atau pereka ulang sejarah dari Jakarta, Bandung (Historia van Bandoeng),
Yogyakarta (Djokjakarta 45), Bogor (Bogor Historical Community), hingga
Temanggung dan Surabaya (Roode Brug Soerabaia).
Reka ulang ini ditampilkan secara kolosal dan serius dengan menampilkan
seragam hingga properti dummy (senjata mainan) yang otentik dan
menyesuaikan eranya. Teatrikal ini bahkan juga mengikutsertakan truk
militer dan jip kuno.
Mereka menampilkan kisah perjuangan di simpang Pondok Ungu (kini Jalan
Sultan Agung, Kota Bekasi) antara laskar pimpinan KH Noer Ali beserta
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut yang terlibat pertempuran frontal
dahsyat pertama di Bekasi dengan tentara sekutu, pada 29 November 71
tahun silam.
Kisah tentang infantri dan kavaleri Inggris yang disergap di pertigaan
Pondok Ungu dengan jumlah korban sekira 40 orang di pihak laskar dan
TKR.
Salah satu cucu KH Noer Ali yang juga bernama Nur Ali, turut memerankan
sang kakek di hadapan sejumlah tamu kehormatan dari aparat dan pejabat
pemda setempat, serta disaksikan langsung oleh salah satu veteran Laskar
Hisbullah pimpinan KH Noer Ali.
Sang veteran bernama Muhammad Ali itu bahkan sampai menangis melihat
adegan akhir reka ulang. Sebagai tanda penghormatan, para peserta satu
persatu melakukan sikap hormat dan menyalami sang veteran.
Tak lupa, salah satu pereka ulang asal Temanggung, Wawan Edi Setiawan,
turut menyerahkan panji (bendera) Laskar Hisbullah.
(berbagai sumber)

Setiap perjuangan patut dikenang. Bukan mengenang sang mantan tapi mengenang sang pejuang. Reka ulang yang sangat ciamik dan penuh emosional!
BalasHapus